Parigi Moutong, Fokussulawesi.com – Perwakilan warga Desa Tombi, Kecamatan Ampibabo, mendatangi kantor DPRD Parigi Moutong (Parimo) pada Kamis (11/12/2025) untuk mendesak penghentian aktivitas Pertambangan Tanpa Izin (PETI) yang diduga merusak lingkungan di wilayah mereka. Mereka diterima langsung oleh Wakil Ketua Komisi I, Salimun Mantjabo, serta Sekretaris Komisi I, Yushar.
Ketua Adat Desa Tombi, Hamusan U. Losulangi, menyampaikan bahwa aksi tersebut merupakan bentuk puncak keresahan masyarakat. Menurutnya, sebelum aktivitas PETI marak, kondisi desa masih aman dan tidak menunjukkan kerusakan berarti. “Kami meminta segera hentikan pertambangan ilegal di desa kami,”tegasnya.
Hamusan menambahkan, warga khawatir jika praktik ilegal itu terus dibiarkan, Desa Tombi bisa mengalami bencana seperti wilayah lain yang terdampak akibat kerusakan ekosistem sungai. Banyak warga tinggal di pinggiran sungai.
Desakan serupa juga datang dari Ketua Gerakan Pemuda Sidole Raya, Amsir, yang menyebut aktivitas PETI di Tombi telah berkembang semakin masif. “Ini bukan lagi tambang di pinggir sungai, tapi di tengah sungai,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPRD Parimo, Salimun Mantjabo, memastikan akan menindaklanjuti tuntutan masyarakat ke pimpinan DPRD, pemerintah daerah, hingga aparat penegak hukum. Ia mengakui sudah pernah turun langsung ke lokasi PETI dan melihat kerusakan di sekitar aliran sungai.
“Penambangan ilegal ini harus segera dihentikan. Ini masuk ranah pidana karena mengeruk aliran sungai di dekat pemukiman,” tegasnya.
Salimun juga memastikan tidak ada izin resmi pertambangan yang berlaku di wilayah tersebut. Bahkan, permohonan Wilayah Pertambangan (WP) dan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) yang sebelumnya diajukan Pemda Parimo telah dicabut.
“Jika ada oknum yang mengklaim pertambangan itu memiliki izin, itu tidak benar. Pernyataan ini saya pertanggungjawabkan,” tambahnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari perwakilan warga, sedikitnya belasan alat berat telah masuk ke Desa Tombi. Delapan unit di antaranya disebut sudah mulai bekerja di lokasi yang diduga merupakan titik operasi PETI.*















